Sabtu, 22 Desember 2007

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN UKURAN KEBERHASILAN PERUSAHAAN DALAM MENERAPKAN KOMUNIKASI BISNIS YANG BAIK

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN UKURAN KEBERHASILAN PERUSAHAAN DALAM MENERAPKAN KOMUNIKASI BISNIS YANG BAIK
By:
Sandy Dwi Wibowo Mukti

Banyak metoda untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi. Beberapa tahun kebelakang ukuran keberhasilan itu kebanyakan dinilai dari financial performance dan atau market share saja, walaupun sekarang juga masih banyak yang mengunakan ukuran tersebut.
Di era Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini banyak pelaku di bisnis ini lebih mengutamakan kepada pertumbuhan (growth) dibandingkan dengan financial. Kita ketahui bahwa bisnis TIK memerlukan comunity yang menggunakan produknya (hardware/software/services/others) dan belum tentu comunity tadi membayar untuk produk tersebut secara langsung. Keuntungan akan didapat setelah comunity terbentuk menjadi loyal comunity.
Di era TIK ini, banyak pelaku bisnis yang menggunakan Balanced Scorecard dengan hasil yang sangat menakjubkan. Pendekatan yang dilakukan pada Balanced Scorecard menghubungkan strategi yang ada dalam suatu organisasi/perusahaan, mulai dari visi, critical success factor(dalam hal ini saya analogikan pada rencana strategi), dan pengukuran performansi keberhasilan. Pengukuran dalam Balanced Scorecard dibagi kedalam empat perspektif : Customer, Internal Business, Innovation and Learning, dan Financial Perspective.
Perspektif pelanggan menggunakan ukuran berapa “nilai” yang diberikan kepada pelanggan dilihat dari segi waktu, kualitas, performansi dan layanan, dan biaya. Contohnya ukuran kecepatan waktu mulai dari permintaan sampai dengan pengiriman sampai ditangan pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk kita, tingkat penjualan terhadap produk baru, dan atau banyaknya service call yang dilayani.
Pada perspektif internal dapat mengevaluasi ekspektasi yang diharapkan pelanggan dapat terpenuhi melalui perbaikan proses di internal organisasi tersebut. Disini juga kita dapat mengukur tingkat keahlian dan produktifitas karyawan, kualitas yang dihasilkan oleh organisasi tersebut, dan atau sistem informasi yang baik yang berjalan dalam organisasi.
Dari sisi perspektif inovasi dan pembelajaran dari suatu organisasi kita dapat mengukurnya melalui, peningkatan dan inovasi yang berkelanjutan terhadap produk-produk yang dimiliki. Kita harus garis bawahi bahwa produk disini tidak selamanya berupa barang, pelayanan dan hal-hal lain yang bersifat jasa pun adalah produk. Ukuran yang diberikan antara lain banyaknya produk-produk baru yang dihasilkan dan persentase kebrhasilan penjualannya, tingkat penestrasi terhadap market baru, atau implementasi SCM (supply Chain Management), dll.
Apabila target-target diatas dapat terpenuhi maka efeknya akan mengimbas pada perspektif finansial juga. Finansial disini termasuk mengukur pendapatan dan pengeluaran, lebih dalamnya lagi ROI (return on investment), tingkat penjualan, pertumbuhan market share, dll.
Hal terpenting yang harus kita pahami adalah bagaimana suatu organisasi mendefinisikan apa yang ingin dicapai serta membuat ukurannya yang selanjutnya terus memonitor progres yang telah dicapai. Selanjutnya kita bisa melihat apakah tujuan kita akan tercapai atau tidak.
Balanced Scorecard diukur dalam jangka pendek dan jangka panjang dan di evaluasi setiap bagian yang ada dalam suatu organisasi yang akan memberikan kontribusi untuk mewujudkan setiap tujuan. Balanced Scorecard dapat diterapkan oleh semua jenis organisasi dan semua jenis industri baik profit maupun non-profit.

Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah sesuatu hal dasar yang selalu dibutuhkan dan dilakukan oleh setiap insan manusia, karena berkomunikasi merupakan dasar interaksi antar manusia untuk memperoleh kesepakatan dan kesepahaman yang dibangun untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal diantara kedua nya. Untuk mencapai usaha dalam berkomunikasi secara efektif, maka sebaiknya kita harus mengetahui sejumlah pemahaman dan persoalan yang terjadi dalam proses berkomunikasi itu sendiri.
Hal yang pertama dilakukan adalah memahami bentuk dasar komunikasi. Karena seorang komunikator yang baik harus memiliki beberapa alat komunikasi yang menunjang dalam menyampaikan suatu pesan. Seperti bagaimana cara menempatkan kata dalam suatu komunikasi sehingga memiliki arti dan bisa menarik minat dan simpati dari para pendengarnya dan mengajak peserta untuk ikut aktif dalam berkomunikasi seperti dalam kegiatan diskusi.
Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-lain.

Sedangkan komunikasi verbal memilki tipe yang dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi dalam proses komunikasi. Dimana komunikasi verbal dapat bertindak sebagai komunikator atau pengirim pesan dan dapat bertindak sebagai audience

Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti :
- Berbicara dan Menulis
Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan tulisan, seperti surat, memo dan laporan

- Mendengarkan dan Membaca
Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar (listening) dan membaca (reading).

2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal. pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami
Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu:
a. Menyediakan dan memberikan informasi
b. Mangatur alur suatu percakapan
c. Mengekspresikan emosi
d. Memberi sifat dan melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal
e. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
f. Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah
Kadang dalam prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan antar komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi. Karena biasanya kata-kata yang disampaikan dalam suatu komunikasi atau percakapan kadang hanya membawa sebagian dari pesan.
Dan relevansinya dalam komunikasi bisnis, tipe komunikasi nonverbal dapat menentukan kredibilitas dan kepemimpinan seseorang, yang dapat dilihat dari karateristik suara, penampilan, sentuhan, gerakan dan posisi tubuh juga melalui ekspresi wajah dan mata.
Proses Komunikasi dapat dilakukan dalam lima tahap menurut Courtland L. Bove dan John V. Thil, yaitu :
a. Pengirim mempunyai suatu ide dan gagasan
b. Ide diubah menjadi suatu pesan
c. Pemindahan pesan
d. Penerima menerima pesan
e. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim

Dan dalam prakteknya, kadang terdapat kesalahpahaman yang dapat menghambat dalam berkomunikasi, factor-faktor penghambat komunikasi tersebut antara lain, masalah dalam mengembangkan pesan, masalah dalam menyampaikan pesan, masalah dalam menerima pesan dan masalah dalam menafsirkan pesan seperti perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata, dan perbedaan reaksi emosional. Untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai komunikasi yang efektif dalam komunikasi bisnis, diperlukan hubungan komunikasi (communication connections) dan pola komunikasi (patterns of communication) yang digunakan untuk mengelola komunikasi dalam upaya peningkatan ketrampilan dalam berkomunikasi.
Komunikasi yang Efektif Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah produk, atau seberapa kuatnya sebuah kasus hukum, kesuksesan tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan ketrampilan komunikasi yang efektif. Apakah anda sedang mempersiapkan presentasi, negosiasi bisnis, melatih tim bola basket, membangun sebuah teamwork, bahkan menghadapi ujian akhir gelar kesarjanaan, maka efektifitas komunikasi akan menentukan kesuksesan anda dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Kemampuan anda dalam mengirimkan pesan atau informasi dengan baik, kemampuan menjadi pendengar yang baik, kemampuan atau ketrampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian penting dalam melaksanakan komunikasi yang efektif.Menurut penulis buku ini tidak ada seorang pun di dunia yang memiliki kemampuan atau pengetahuan dan pemahaman mengenai komunikasi sebaik yang dimiliki oleh William Shakespeare, sastrawan Inggris yang sangat terkenal di abad pertengahan, yang hingga saat ini masih dipandang sebagai referensi utama sastra dunia. Selama berabad-abad banyak sekali komunikator ulung di dunia yang mendapatkan inspirasi dan panduan dari karya-karyanya yang abadi. Buku ini justru menggali lebih dalam karya-karya sang jenius sastra ini dan mengaplikasikan inspirasi dari karya-karya tersebut dalam dunia komunikasi baik personal maupun dalam komunikasi bisnis. Karya-karya Shakespeare ternyata mampu memberikan pelajaran-pelajaran yang bernilai tinggi untuk menjadi komunikator yang efektif dan ulung, baik dalam dunia pekerjaan kita maupun dalam kehidupan pribadi kita.Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback). Kelima hal inilah yang diuraikan dengan amat menarik melalui penggalan-penggalan frase dari karya-karya Shakespeare tersebut. Seperti penggalan syair berikut yang diucapkan oleh tokoh karakter Ulysses yang diambil dari karya Shakespeare yang berjudul Troilus and Cressida yang berbunyi:No man is the lord of anything, Though in and of him there be much consisting, Till he communicate his parts to others.Disinilah letak pentingnya kemampuan mengembangkan komunikasi yang efektif yang merupakan salah satu ketrampilan yang amat diperlukan dalam rangka pengembangan diri kita baik secara personal maupun profesional. Paling tidak kita harus menguasai empat jenis ketrampilan dasar dalam berkomunikasi yaitu: menulis – membaca (bahasa tulisan) dan mendengar – berbicara (bahasa lisan). Bayangkan betapa waktu-waktu kita setiap detik setiap saat kita habiskan untuk mengerjakan setidaknya salah satu dari keempat hal itu. Oleh karenanya kemampuan untuk mengerjakan ketrampilan dasar komunikasi tersebut dengan baik mutlak diperlukan demi efektifitas dan keberhasilan kita. Menurut Stephen Covey, justru komunikasi merupakan ketrampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar jam di saat kita sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif. Kita tidak pernah dengan secara khusus mempelajari bagaimana menulis dengan efektif, bagaimana membaca dengan cepat dan efektif, bagaimana berbicara secara efektif, apalagi bagaimana menjadi pendengar yang baik. Bahkan untuk yang terakhir, yaitu ketrampilan untuk mendengar tidak pernah diajarkan atau kita pelajari dalam proses pembelajaran yang kita lakukan baik di sekolah formal maupun pendidikan informal lainnya. Bahkan menurut Covey, hanya sedikit orang yang pernah mengikuti pelatihan mendengar. Dan sebagian besar pelatihan tersebut adalah teknik Etika Kepribadian, yang terpotong dari dasar karakter dan dasar hubungan yang mutlak vital bagi pemahaman kita terhadap keberadaan orang lain.Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk menjelaskan hubungan antar manusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jika kata-kata ataupun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat.Kita bisa menggunakan analogi sistem bekerjanya sebuah bank. Jika kita mendeposito-kan kepercayaan (trust) kita, ini akan tergambar dalam perasaan aman yang kita miliki ketika kita berhubungan dengan orang lain. Jika saya membuat deposito di dalam rekening bank emosi dengan Anda melalui integritas, yaitu sopan santun, kebaikan hati, kejujuran, dan memenuhi setiap komitmen saya, berarti saya menambah cadangan kepercayaan Anda terhadap saya. Kepercayaan Anda menjadi lebih tinggi, dan dalam kondisi tertentu, jika saya melakukan kesalahan, anda masih dapat memahami dan memaafkan saya, karena anda mempercayai saya. Ketika kepercayaan semakin tinggi, komunikasi pun mudah, cepat, dan efektif. Covey mengusulkan enam deposito utama yang dapat menambah rekening bank emosi dalam hubungan kita dengan sesama:Berusaha benar-benar mengerti orang lain.Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic communication- komunikasi empatik. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya ”berkomunikasi” dalam salah satu dari empat tingkat. Kita mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan yang baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita memerlukannya, atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak benar-benar berasal dari dalam diri kita. Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain – memahami karakter dan maksud/tujuan atau peran orang lain.Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam suatu hubungan – hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar.Memenuhi komitmen atau janji adalah deposito besar; melanggar janji adalah penarikan yabng besar.Menjelaskan harapan. Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit.Meminta maaf dengan tulus ketika Anda membuat penarikan.Memperlihatkan integritas pribadi. Integritas pribadi menghasilkan kepercayaan dan merupakan dasar dari banyak jenis deposito yang berbeda.Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Karena tidak ada persahabatan atau team work tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan ada kepercayaan tanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif. Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, maka hal berikut adalah kita perlu memperhatikan 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. Hukum # 1: RespectHukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa ”Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya. Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.Hukum # 2: EmpathyEmpati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand – understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.Hukum # 3: AudibleMakna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum # 4: Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.Hukum # 5: HumbleHukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas, yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.
Untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai perbaikan komunikasi yang efektif dalam bisnis ditentukan oleh beberapa hal seperti berikut ini:
1. Persepsi. Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.
2. Ketepatan. Komunikan atau audience memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan dapat tepat sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan kerangka pikir komunikan.
3. Kredibilitas. Dalam berkomunikasi, komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audience adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Dan juga sebaliknya komunikator juga harus memiliki keyakinan akan maksud yang ingin di sampaikan.
4. Pengendalian. Dalam komunikasi, audience akan memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan. Dan dari reaksi ini akan terlihat berhasil atau tidaknya komunikator mengendalikan audience saat melakukan komunikasi
5. Kecocokan. Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan yang baik dan menyenangkan serta memberikan kesan yang baik dengan para audience-nya.
Untuk memahami dalam menentukan ukuran keberhasilan komunikasi bisnis, diperlukan pemahaman dahulu tentang pentingnya komunikasi dalam bisnis di ruang lingkup organisasi. Dimana menurut pengertiannya organisasi adalah suatu unit social yang dikoordinasikan dengan sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang didirikan untuk jangka waktu yang lama dan memiliki karateristik dan ciri-ciri seperti adanya pembagian tugas dan tanggung jawab, adanya pusat kekuasaan, adanya substitusi sumberdaya manusia, adanya ketergantungan, adanya koordinasi antar komponen, dan adanya interaksi yang berulang-ulang.
Komunikasi dalam bisnis
Komunikasi bisnis dalam prakteknya memiliki ruang lingkup yang lebih kompleks dibandingkan komunikasi individu. Di dalam suatu perusahaan, orang-orang yang terlibat di dalamnya akan melakukan komunikasi yang dinamakan komunikasi internal. Sedangkan bila perusahaan ingin melakukan komunikasi dengan pihak luar perusahaan, maka dinamakan komunikasi eksternal.

Komunikasi bisnis umumnya bersifat resmi, karena dalam prakteknya berkomunikasi dalam bisnis membutuhkan alat-alat dalam berkomunikasi, seperti pesan bisnis, komputer, internet, memo, laporan dan sebagainya. Namun selain komunikasi secara verbal dibutuhkan juga komunikasi secara nonverbal seperti berbicara dengan klien, mendengarkan presentasi dalam ruang rapat, memperhatikan penampilan dalam berpidato, intonasi suara dan gerakan tubuh lawan bicara, yang digunakan untuk melakukan komunikasi secara efektif dalam bisnis.

Etika komunikasi
Etika komunikasi dibutuhkan oleh system organisasi dalam melakukan interaksi pada komunikasi bisnis. Pada prakteknya, etika bisnis dapat mempengaruhi pada setiap aspek komunikasi bisnis, seperti kejujuran dalam menginformasikan sesuatu kepada khalayak tentang kondisi perusahaan, ketidakadaan diskriminasi dan bersikap adil terhadap semua karyawan. Kesadaran akan etika bisnis mulai meningkat sejak adanya kesadaran akan etika bisnis dalam berkomunikasi terutama bagi para pelaku bisnis / perusahaan terhadap pihak eksternal. Para pelaku bisnis melakukan komunikasi bisnis dengan mengenalkan dan mencoba menerapkan konsep tangung jawab social perusahaan kepada masyarakat.. Dengan artian, perusahaan yang menerapkan etika bisnis, akan dipandang baik oleh ,masayarakat dan akan mendapatkan simpati dan penerimaan yang baik dari masyarakat. Dan pada akhirnya, perusahaan telah berhasil menerapkan komunikasi bisnis yang efektif.
Hambatan Komunikasi dalam Menerapkan Keberhasilan Komunikasi Bisnis
Hambatan – hambatan yang terjadi dalam komunikasi bisnis bisa menjadikan suatu komunikasi bisnis menjadi tidak efektif. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi yang tidak efektif bisa dibedakan menjadi dua, yaitu: hambatan dalam komunikasi antar pribadi dan hambatan dalam komunikasi organisasi
Hambatan komunikasi antar pribadi
Suatu komunikasi yang terjadi karena satu individu dengan individu yang lain, dimana masing-masing individu dapat bertindak sebagai pemberi atau penerima pesan. Hal-hal yang menyebabkan bahwa individu tersebut tidak bisa berkomunikasi dengan tidak efektif adalah:
· Adanya perbedaan persepsi
· Kesalahan dalam penyerapan pesan / informasi
· Adanya perbedaan bahasa dan kultur
· Akibat kurangnya perhatian
· Terdapat perbedaan kondisi emosional
· Perbedaan latar belakang pendididkan
Hambatan komunikasi organisasi
Hambatan komunikasi organisasi adalah suatu komunikasi yang terjadi dalam lingkungan organisasi. Suatu komunikasi yang pada intinya membahas masalah-masalah yang terjadi secara formal maupun informal. Hal-hal yang menyebabkan komunikasi dalam organisasi tidak efektif adalah:
· Terlau banyaknya informasi yang disampaikan
· Tingkat kesulitan dalam isi pesan
· Penerimaan pesan ganda
· Adanya perbedaan status
· Kurangnya kepercayaan
· Komunikasi yang tidak tertata dan terstruktur
· Terdapat kesalahan dalam pemilihan media
· Iklim komunikasi tertutup
· Komunikasi yang tidak etis dan tidak efektif
· Halangan yang bersifat fisik
Komunikasi antar budaya
Komunikasi antarbudaya terjadi ketika dua atau lebih orang dengan latar belakang budaya yang berbeda berinteraksi satu sama lainnya. Pentingnya komunikasi antarbudaya dikarenakan interaksi sosial keseharian yang terjadi adalah sesuatu yang tak dapat ditolak. Di dalam percakapan biasa yang terjadi antara dua orang individu tersebut memiliki sekitar 35% komponen verbal sedangkan 65% lagi terjadi dalam komponen nonverbal (Ray L. Birdwhistell, 1969).
Di dalam struktur organisasi terdapat budaya yang berbeda dalam menyampaikan komunikasi bisnis di tempat kerja. Misalnya, terdapat interaksi dengan karyawan asing atau interaksi dengan karyawan dari satu negara tetapi memilki budaya yang berbeda, menyebabkan adanya keragaman dan perbedaan budaya yang berbeda di tempat kerja.
Bila seorang karyawan berada di lingkungan kerja perusahaan multinasional, maka hal pertama yang harus dia lakukan adalah memahami bahasa yang dipahami oleh karyawan lain. Dengan mengunakan bahasa yang dipahami oleh seorang komunikator (sender) maupun seorang komunikan (receiver), diharapkan komunikasi akan berjalan lancar. Selain bahasa, hal yang perlu diperhatikan adalah pemahaman budaya, pemahaman dalam hal perbedaan fisik, usia, jenis kelamin, status sosial dan pendidikan.
Dan untuk memahami perbedaan kultur dan bahasa yang ada di lingkungan kerja dan lingkungan bisnis, maka sebaiknya pendekatan yang harus dilakukan adalah pendekatan secara psikologis untuk memperlancar dalam berkomunikasi bisnis. Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental
Psikologi memiliki dua fungsi sebagai ilmu yaitu:
Yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
Memprediksikan
Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.

Pengendalian
Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan atau treatment.
Dan pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan berdasarkan prilaku, pendekatan kognitif, pendekatan psikoanalisa, dan pendekatan fenomenologi. Dan dengan menerapkan hal-hal tersebut di atas diharapkan akan tercipta suatu komunikasi bisnis yang baik di antaranya dan bisa dijadikan salah satu ukuran keberhasilan dalam komunikasi bisnis.

Komunikasi antarpesona dalam lingkungan bisnis
Komunikasi antarpesona adalah komunikasi yang terjadi terutama di antara dua orang atau lebih (kuantitatif) yang bersifat alamiah dan dapat menghasilkan suatu hubungan produktif secara terus menerus (kualitatif). Komunikasi antarpesona akan efektif jika berdasarkan teori yang logis meliputi keahlian yang diterapkan pada lingkungan bisnis. Intinya seorang komunikan harus memiliki kemampuan atau konsep diri yang positif untuk berhubungan dan bekerja sama dengan baik dengan orang lain.
Menurut teori McGregor (1960), gaya manajemen antar pesona dapat dibagi menjadi dua prilaku, yaitu prilaku manajemen teori X dan prilaku manajemen teori Y. Dimana menurut Mcgregor bahwa para pekerja yang digolongkan dalam manajer teori X yakin bahwa para pekerja lebih menginginkan jaminan daripada hal lainnya dan para pegawai sangat termotivasi dengan tingkat keamanan dan psiklogi seperti uang. Dan gaya manajemen teori Y mencerminkan sekumpulan kepercayaan yang kontras mengenai sifat manusia, dimana teori Y menyajikan pandangan yang paling positif mengenai hubungan manusia dalam manajemen organisasi yang efektif seperti penghargaan diri dan perwujudan diri terpenuhi.

Menyimak dalam lingkungan bisnis
Salah satu hal lagi yang harus dipahami dalam hal merancang keberhasilan dalam berkomunikasi bisnis adalah, menyimak (listening). Menyimak (listening) adalah salah satu keahlian berkomunikasi yang paling sering digunakan dalam interaksi manusia. Kemampuan dalam berinteraksi dan bekerja dengan orang lain merupakan bagian penting dari keberhasilan kita dalam berbisnis. Dengan belajar menyimak dengan baik akan sangat membantu meningkatkan hubungan kita dengan orang lain. Karena faktor utama dalam komunikasi adalah kemampuan melihat gagasan dan sikap yang diungkapkan dari sudut pandang orang lain. Dan hal ini akan memberikan feed back dan aspek komunikasi lainnya dan kita akan mengetahui bahwa bagian antarpesona dalam menyimak merupakan salah satu unsure yang sangat penting dalam menghilangkan masalah – masalah komunikasi yang timbul dalam bisnis, seperti :
· Memecahkan konflik
· Menanggulangi perlawanan
· Mengadakan negosiasi
Berkomunikasi dalam kelompok kecil
Berkomunikasi dalam kelompok kecil terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, adanya pengarahan dari seorang pemimpin dengan memiliki tujuan dan sasaran tertentu untuk pencapaian bersama.
Berkomunikasi dan bekerja dalam kelompok memilki kelebihan dan kekurangan yaitu dengan adanya kelompok, maka dapat memecahkan masalah dengan baik, adanya kerjasama yang memilki kekuatan gabungan orang-orang yang berpikir bersama menghasilkan produk yang lebih baik dan lebih kreatif bila dikerjakan bersama-sama dibandingkan bila individu, tetapi memiliki kekurangan karena bila dikerjakan secara bersama-sama berkemungkinan adanya dominasi dari salah satu individu atau adanya rasa ketergantungan dari salah satu anggota kelompok dan bisa terjadinya konflik dalam kelompok tersebut.
Teknologi dalam komunikasi bisnis
Teknologi merupakan alat teknik, atau cara yang dapat membantu manusia dalam menjalankan pekerjaan, sehingga pekerjaan menjadi lebih ringan, lebih cepat, lebih baik, dan lebih banyak hasilnya.
Salah satu alasan mengapa teknologi dibutuhkan dalam komunikasi bisnis, adalah karena dengan adanya alat bantu multimedia yang relevan dan dipilih dengan baik maka akan mudah menarik perhatian. Alat bantu multimedia dapat digunakan secara efektif untuk mengendalikan perhatian penyimak melalui stimuli visual dan stimuli oral.
Dan alat bantu multimedia juga digunakan untuk menjelaskan gagasan, karena alat bantu multimedia memberikan gambar bernilai ribuan kata, tambahan visual dan auditory tambahan atau input indera dapat menyampaikan konsep yang sulit dan membantu dalam penyampaian pesan yang kompleks.
Anderson (1966) menunjukkan bahwa suatu kombinasi presentasi yang menggunakan kemampuan bicara dan penayangan gambar berdampak lebih besar terhadap topik yang lebih kompleks dibandingkan pesan yang disampaikan dengan kata-kata. Dan para penyimak akan mengingat isi presentasi lebih lama bila presentasi menggunakan gambar-gambar. Tambahan input visual dan auditory dapat menyempurnakan kata-kata yang diucapkan dan dapat memusatkan perhatian dan meningkatkan kejelasan.

Pemilihan kata yang tepat
Pemilihan kata yang tepat, penting artinya dalam menyampaikan pesan - pesan bisnis kepada audience. Agar maksud dari komunikasi tersebut dapat dicapai, maka perlu diperhatikan hal - hal seperti :
· Pemilihan kata yang sudah dikenal / familiar
· Pilihlah kata-kata yang singkat dan kalimat yang sederhana
· Hindari kata-kata yang bermakna ganda
Penyatuan kumpulan kata menjadi sebuah kalimat menjadikan sebuah kalimat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan kepada orang lain seperti mengemukakan pendapat atau mengumumkan sesuatu. Agar pesan yang disampaikan dapat mudah dimengerti, maka kalimat harus di susun secara efektif.
Dalam menyusun suatu kalimat, gunakanlah jenis kalimat yang paling tepat atau cocok dengan pemikiran atau ide yang disampaikan. Dan terciptalah kalimat efektif, dimana kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik, dan terciptalah keberhasilan dalam berkomunikasi.

Menarik perhatian khalayak
Salah satu kunci keberhasilan dalam mengukur berhasil atau tidaknya komunikasi bisnis adalah adanya umpan balik (feedback) dari khalayak. Umpan balik adalah setiap komunikasi verbal atau nonverbal dari para penyimak yang dikirimkan kembali kepada pembicara sebagai jawaban dari suatu pesan. Sebagai seorang pembicara yang baik dalam berkomunikasi di depan khalayak, maka seorang pembicara harus bisa menanggapi bahwa umpan balik tersebut sebagai alat yang berguna untuk evaluasi, mananggapi umpan balik tersebut tanpa rasa marah dan menyimak umpan balik tersebut dan memberikan perhatian kepada seluruh sumber umpan balik tersebut untuk diambil manfaatnya dan menjadikan evaluasi bagi si komunikator tersebut. Dan akhirnya hal terakhir tersebut di atas bisa diajadikan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam komunikasi bisnis.
Strategi
Kita butuh pemahaman yang baik mengenai strategi komunikasi bisnis dari organisasi dan juga berbagai masalah yang ada di belakangnya jika ingin berhasil dalam berkomunikasi. Selain itu juga kita harus mengerti mengenai kegiatan bisnis yang ada, perputaran perencanaan dan juga proses pengambilan keputusan dalam setiap kegiatan, kita harus memiliki pemahaman yang baik mengenai konteks bisnis dalam organisasi, kita harus mengerti siapa pesaing perusahaan, produk mereka, strategi dan juga proses. Kita juga harus sudah terbiasa dengan lingkungan bisnis yang ada dan mempelajari kulturnya budayanya yang tentu saja mempengaruhi kesuksesan organisasi. Dan yang penting adalah kita mampu menterjemahkan faktor-faktor bisnis tadi ke dalam kebutuhan berkomunikasi dalam bisnis. Untuk itu dibutuhkan keahlian dalam menerjemahkan antara kebutuhan bisnis dan pemilihan teknologi dan alat bantu multimedia yang tepat dalam implementasinya.
Sebagai pelaku bisnis dalam melakukan proses atau tahapan dari kegiatan komunikasi diperlukan manajemen sales untuk pemasarannya. Dimana proses komunikasi dalam pemasaran penting dalam 3 proses di awal yaitu menciptakan awareness, mananamkan comprehend dan menimbulkan interest. Proses berikutnya setelah tercipta interests, mulai mengarah kepada interaksi langsung antara produk dengan konsumen. Setelah tercipta interest, konsumen akan mulai bergerak secara sadar atau tidak, disengaja atupun tidak, untuk menemukan merek dan produk anda. Tahapan ini kita sebut saja sebagai tahapan ketertarikan untuk membeli.” Dan dalam tahapan ini akan tercipta keberhasilan dari penjual dalam menerapkan komunikasi bisnis terhadap konsumennya.

















Referensi:

* Bray, J.H. dan E.M. Heatherington. 1993. “Families in Transition: Introduction and Overview”. dalam Journal of Family Psychology. 7. hal. 3-8.
* CREHPA. 2004. “Determining an Effective and Replicable Communication-Based Mechanism for Improving Young Couples’ Access to and Use of Reproductive Health Information and Services in Nepal – An Operation Research Study”.
* Green, Stephen D. 2000. “Keys to Effective Father-Child Communication”. Terarsip
di: fcs.tamu.edu/families/parenting/fathering/fathering_pdf/communication.pdf
* Johnson, Daniel; Peter Sutton dan Neil Harris. 2001. “Extreme Programming Requires Extremely Effective Communication: Teaching Effective Communication Skills to Students in an IT Degree.”
* Mingay, Simon. 2005. “Effective Communication between IT Leaders and Stakeholders must be Structured and Contextual”.
* Neuman. Cheryl McKenna. 2002. “Establishing Effective Communication with Large Science Classes”.
* Perry, Roberta. 2003. “Barriers to Effective Communication”.
* Soller, Amy; Alan Lesgold, Frank Lintin dan Brad Goodman. 1999. “What Makes Peer Interaction Effective? Modelling Effective Communication in an Intelligent CSCL”.
* Atkinson, Pengantar Psikologi. Interaksara, Batam. (2 jilid)
* Chaplin, James P., Kamus Lengkap Psikologi. Rajawali Press, Jakarta, 2005. ISBN 9-794-21215-6
* Sudarsono, Pengantar Kuliah Psikologi Umum, Fak. psikologi Unas Pasim, 2004.
* Dance, Frank. "The 'concept' of communication. Journal of Communication, 20, 201-210 (1970).

Situs:
* http://www.cedpa.org/nepal/news/Nepal_OR_Study.pdf
* http://www.ascilite.org.au/conferences/melbourne01/pdf/papers/johnsond.pdf
* http://www.gartner.com/resources/130000/130023/effective_commu.pdf
* http://www.trentu.ca/academic/idc/TEP/CMN_21Oct02.PDF
* http://www.infopeople.org/training/past/2003/deliv/3BarrierstoEffcommunication.pdf
* http://www.mitre.org/work/tech_papers_99/peer_interaction/peer_interaction.
* http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya"
* http://delianur-hasba.blogspot.com/2007/08/komunikasi-antar-budaya-1_6508.htm
* http://www.trainingmaster.co.id/main/pages/popup/tell_me_dir.php?id=8
* http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_Verbal"
* http://bcommunication.wordpress.com/ y
* http://id.wikipedia.org/wiki/Telekomunikasi"
* http://4rd1.wordpress.com/tag/opinion/teknologi-informasi/
* http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputer"
* http://www.sony-ak.com/articles/5/role_software_architect.php
* http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_informasi"
* http://hukumonline.com/detail.asp?id=17077&cl=Kolom
* http://id.wikipedia.org/wiki/Internet"
http://www.dawnfarm.org/articles/communication.pdf
· http://www.foundationcoalition.org
· http://undergraduatestudies.ucdavis.edu/wasc/edobjectivesfstudents.pdf
· http://www.sinarharapan.co.id/ceo/2003/0602/ceo1.html
· http://www.multipolar.com/news/?act=detail_archive&p_id=24
· http://strategi-bisnis.blogspot.com/2005/07
· http://www.bainfokomsumut.go.id/open.php?id=229&db=artikel
· http://menulisbudaya.blogspot.com/
· http://www.rsi.sg/indonesian/ruangbisnis/view/20060518201700/1/.html
· http://www.suarasurabaya.net/v05/opini/?id=ff34ef5f718ccfddcb338c6ba708150320075

Tidak ada komentar: